Rabu, 02 Juni 2010

PENERAPAN KONSEP TRI HITA KARANA DALAM PERENCANAAN PERUMAHAN DI BALI

















PENTERAPAN KONSEP TRI HITA KERANA DALAM PERENCANAAN PERUMAHAN DI BALI

Dibukanya Pulau Bali sebagai daerah pariwisata memerlukan fasilitas pendukung lainnya, termasuk perumahan yang memerlukan lahan yang luas, sedangkan perumahan telah ada, terutama di kota-kota sudah sangat padat, dan lahan yang masih tersisa sangat terbatas.

Untuk mengatasi keterbatasan lahan, perlu ada strategi di dalam perencanaan sehingga memenuhi persyaratan perumahan yang sehat dimana dicapai dengan terpenuhinya unsur-unsur fisik, psikologi, dan sosial oleh penghuni dalam menggunakan perumahan tersebut.

Dalam perencanaan perumahan dapat dicapai dari dua segi, menyesuaikan dengan lingkungan dan memanfaatkan teknologi. Teknologi diciptakan karena ada kekurangan dalam proses biologis, atau membutuhkan waktu yang terlalu lama. Tetapi menggunakan teknologi berlebihan, mengakibatkan keadaan kritis pada lingkungannya. Faktor utama penyebab pecemaran lingkungan adalah manusia. Oleh karena itu, untuk mengatasi lingkungan di Bali diperlukan pendekatan kultural dengan kearifan lokal yang telah dimiliki, salah satunya “Tri Hita Karana” yaitu hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia, hubungan manusia dengan lingkungannya.

1. Hubungan Manusia dengan Tuhan

Untuk mencapai kedamaian dan keharmonisan dalam jiwa, setiap pemeluk agama Hindu diajarkan lima prisip kepercayaan yang disebut Panca Srada yaitu:

a. Brahman percaya adanya Tuhan Yang Maha Esa,

b. Atman percaya adanya roh,

c. Karma Pala percaya kepada segala perbuatan pasti ada hasilnya,

d. Reinkarnasi percaya adanya penitisan kembali,

e. Moksah tujuan akhir pemeluk Hindu, yaitu ketenangan abadi atau bebas dari ikatan duniawi.

Dalam upaya untuk mengharmoniskan hidup ini dengan Tuhan dengan sesama manusia dan lingkungan, pemeluk agama Hindu perlu melaksanakan panca yadnya yakni dewa yadnya, pitra yadnya, resi yadnya, manusa yadnya, dan buta yadnya. Agar bisa melakukan hubungan antara atma dengan paratma atma untuk bisa mencapai kesucian jiwa

Lebih lanjut, jika lahan yang tersedia memungkinkan perlu dibangun fasilitas persembahyangan pada setiap rumah dan perumahan yang memadai sesuai dengan desa kala patra dengan mempertimbangkan lahan yang tersedia.

2. Hubungan Manusia dengan Manusia

Manusia tidak akan sempurna bila hidup sendiri. Manusia akan menata hubungan dengan yang lainnya dengan bermasyarakat. Menurut Pudjiwati Sajogyo dalam Sosiologi Pembangunan, masyarakat pada umumnya dapat diklasifikasikan atas:

1. Kesatuan budaya dan keagamaan

2. Kesatuan pekerjaan /ekonomi.

3. Kesatuan politik.

Dalam budaya Bali yang penduduknya kebanyakan agama Hindu memperhatikan pembinaan keluarga mulai dari terbentuknya janin sampai meninggal penuh dengan upacara adat dan agama.

Sedangkan hubungan yang lebih besar dibidang budaya, politik, ekonomi dilaksanakan di atas kesatuan kelompok seperti banjar, sekeha, subak. Dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan dengan periode, sehari-hari, mingguan maupun tahunan, dalam perencanaan agar dipertimbangkan dengan sebaik-baiknya. Sebagai contoh dalam perencanaan kurang dipikirkan adanya ruang terbuka untuk menerima tamu pada saat pelaksanaan upacara pernikahan atau upacara besar lainya, maka upacara tersebut harus dilakukan di luar lingkungan perumahan yang biasanya membutuhkan dana yang lebih banyak.

3. Hubungan Manusia dengan Lingkungan

Yang dimaksud dengan lingkungan mencakup sangat luas. Menurut Emil Salim dalam Lingkungan Hidup dan Pembangunan mengungkapkan bahwa lingkungan hidup dan pembangunan diartikan sebagai segala benda, kondisi dan pengaruh yang terdapat dalam ruang yang kita tempati dan mempengaruhi hal yang hidup termasuk kehidupan manusia.

Secara umum, lingkungan sering di klasifikasikan dalam:

1. Lingkungan Abiotik; yaitu lingkungan benda-benda mati seperti air, tanah, gas, api, dan gas energi yang terkandung didalamnya.

2. Lingkungan Biotik; yakni, flora, fauna, dan segala sesuatu yang memiliki zat hidup baik yang hidup di darat maupun di air.

3. Lingkungan cultural/kebudayaan yakni mencakup seluruh aktivitas manusia yang menempati dimensi ruang yang tidak terbatas.

Bangunan rumah dalam perumahan tradisional Bali perencanaanya memperhatikan lingkungan abiotik dengan menutup bangunan dengan tembok penyengker (tembok keliling), sedangkan tiap bangunan yang ada di dalamnya dibiarkan terbuka agar bisa memanfaatkan cahaya, udara, dengan leluasa dengan membuka ruang seluas mungkin yang bisa berorietasi ketengah (natah). Satu areal pekarangan pada rumah tradisional Bali pada umumnya dibagi atas tiga bagian yaitu bagian luan (atas) digunakan untuk tempat persembahyangan, bagian tengah untuk tempat tinggal sedangkan bagian teben (rendah) untuk menyimpan bahan-bahan yang tidak berguna lagi dan memelihara hewan. Pada setiap areal ini juga direncanakan tempat-tempat untuk tumbuh-tumbuhan yang bermanfaat untuk sarana upacara, kebutuhan rumah tangga maupun untuk obat-obatan. Dari segi kekuatan juga diperhatikan pemilihan bahan bangunan, juga disesuaikan dengan lingkungannya sebagai akibat dari posisi pulau Bali yang merupakan jalur gempa, maka bahan struktur lebih banyak dipertimbangkan menggunakan bahan-bahan yang lebih fleksibel, seperti kayu maupun bambu.

Dari segi keindahan bahan-bahan yang dipakai, bahan alamiah dengan warna aslinya, penempatannya juga diatur sesuai dengan logika seperti bahan yang memberi kesan yang ringan ditempatkan pada bagian atas sedangkan bahan yang kesannya berat ditempatkan pada bagian bawah dengan proporsi yang telah terencana. Hal-hal tersebut dapat memberi gambaran dan inspirasi untuk membantu perencanaan rumah dan perumahan untuk masa kini dan yang akan datang.

Sumber: Dewa Nyoman Wastika,Adnyana under


Link yang bersangkutan : adamadhava.mpdconsultant.com


5 Tips Rahasia Desain Interior Modern Agar Rumah Tampak Menawan



Tip desain interior modern. Rahasia desain (interior) rumah idaman yang modern, cantik menawan, bukan pada harga. Bukan pada mahalnya bahan.

Tips dan triks rahasia mendesain interior rumah, pertama dan terutama adalah mendesainlah dengan cinta, dengan hati. Kalau Anda mencintai diri Anda, anda akan mendesain rumah untuk kebahagian Anda. Kalau Anda mencintai keluarga dan teman-teman, Anda akan menciptakn desain rumah untuk kebahagian mereka.

Langkah berikut dari hati dan cinta adalah syukur. Rasa syukur dan terimakasih atas ruang/rumah yang boleh Anda tempati adalah fondasi di bawah fondasi rumah. Fondasi yang mengalasi ruang untuk Anda berbagi hati. Untuk anggota keluarga. Untuk setiap tamu yang datang.

Aspek terakhir dari hati dan cinta adalah kegembiraan. Rumah didesain sebagai sarana mendapatkan kegembiraan, ketenangan dan kedamaian. Bukan prestis, bukan untuk pamer, bukan gengsi. Ringkasnya, rumah didesain sebagai ungkapan syukur, dan didekorasi untuk kegembiraan dan kebahagiaan anggota keluarga.

Tips praktis desain interior rumah dengan hati, dengan cinta:

Pertama: Jangan memenuhi rumah dengan banyak dekorasi. ”Asesories” paling penting di rumah adalah Anda, Keluarga Anda dan teman-teman. Pilihlah furniture berkuaitas yang mendukung rasa nyaman, fungsional, keindahan dan aspek emosional yang hendak dibangun. Gambar di bawah adalah contoh desain interior modern.

Kedua: Ciptakan ruang yang mendukung Anda sebagai mahluk emosional sekaligus produktif. Tentukan aktivitas dalam ruang dan pilihlah detail-detail yang mendukung. Misalnya, warna abu-abu yang lembut untuk ruang kerja/belajar akan mendukung proses kreatif dalam menulis.

Ketiga Berikan rasa hormat pada keluarga besar Anda. Berikan sebuah sudut rumah dengan detail desain yang menunjukkan ikatan Anda pada tradisi.

Keempat, Bawalah ”alam” ke dalam rumah. Orang pada umumnya mempunyai naluri berhubungan dengan alam. Tanaman segar, yang dapat dinikmati di/dari dalam rumah akan menciptakan kesegaran.

Kelima, Tambahkankan sentuhan personal dan kreativitas Anda. Foto hasil jepretan Anda. Hasil lukisan Anda. Pokoknya apa saja hasil kreativitas desain Anda.

sumber : Annahape


Link: adamadhava.mpdconsultant.com

Selasa, 01 Juni 2010

Rumah Sehat


Rumah pada dasarnya merupakan tempat hunian yang sangat penting bagi kehidupan setiap orang. Rumah tidak sekedar sebagai tempat untuk melepas lelah setelah bekerja seharian, namun didalamnya terkandung arti yang penting sebagai tempat untuk membangun kehidupan keluarga sehat dan sejahtera. Rumah yang sehat dan layak huni tidak harus berwujud rumah mewah dan besar namun rumah yang sederhana dapat juga menjadi rumah yang sehat dan layak dihuni Rumah sehat adalah kondisi fisik, kimia, biologi didalam rumah dan perumahan sehingga memungkinkan penghuni atau masyarakat memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Untuk menciptakan rumah sehat maka diperlukan perhatian terhadap beberapa aspek yang sangat berpengaruh, antara lain:

1. Sirkulasi udara yang baik.

2. Penerangan yang cukup.

3. Air bersih terpenuhi.

4. Pembuangan air limbah diatur dengan baik agar tidak menimbulkan pencemaran.

5. Bagian-bagian ruang seperti lantai dan dinding tidak lembab serta tidak terpengaruh pencemaran seperti bau, rembesan air kotor maupun udara kotor.

Persyaratan Kesehatan Rumah Tinggal menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 829/Menkes/SK/VII/1999 adalah sebagai berikut:

1. Bahan Bangunan

a. Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan zat-zat yang dapat membahayakan kesehatan, antara lain sebagai berikut :

· Debu Total tidak lebih dari 150 µg m3

· Asbes bebas tidak melebihi 0,5 fiber/m3/4jam

· Timah hitam tidak melebihi 300 mg/kg

b. Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan berkembangnya mikroorganisme patogen.

2. Komponen dan penataan ruang rumah

Komponen rumah harus memenuhi persyaratan fisik dan biologis sebagai berikut:

a. Lantai kedap air dan mudah dibersihkan

b. Dinding

· Di ruang tidur, ruang keluarga dilengkapi dengan sarana ventilasi untuk pengaturan sirkulasi udara

· Di kamar mandi dan tempat cuci harus kedap air dan mudah dibersihkan

c. Langit-langit harus mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan

d. Bumbung rumah yang memiliki tinggi 10 meter atau lebih harus­ dilengkapi dengan penangkal petir

e. Ruang di dalam rumah harus ditata agar berfungsi sebagai ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan, ruang tidur, ruang dapur, ruang mandi dan ruang bermain anak.

f. Ruang dapur harus dilengkapi dengan sarana pembuangan asap.

3. Pencahayaan

Pencahayaan alam atau buatan langsung atau tidak langsung dapat menerangi seluruh bagian ruangan minimal intensitasnya 60 lux dan tidak menyilaukan.

4. Kualitas Udara

Kualitas udara di dalam rumah tidak melebihi ketentuan sebagai berikut :

a. Suhu udara nyaman berkisar antara l8°C sampai 30°C

b. Kelembaban udara berkisar antara 40% sampai 70%

c. Konsentrasi gas SO2 tidak melebihi 0,10 ppm/24 jam

d. Pertukaran udara

e. Konsentrasi gas CO tidak melebihi 100 ppm/8jam

f. Konsentrasi gas formaldehide tidak melebihi 120 mg/m3

5. Ventilasi

Luas penghawaan atau ventilasi a1amiah yang permanen minimal 10% dari luas lantai.

6. Binatang penular penyakit

Tidak ada tikus bersarang di rumah.

7. Air

a. Tersedia air bersih dengan kapasitas minmal 60 lt/hari/orang

b. Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan air minum sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

8. Tersediannya sarana penyimpanan makanan yang aman dan hygiene.

9. Limbah

a. Limbah cair berasal dari rumah, tidak mencemari sumber air, tidak menimbulkan bau dan tidak mencemari permukaan tanah.

b. Limbah padat harus dikelola agar tidak menimbulkan bau, tidak menyebabkan pencemaran terhadap permukaan tanah dan air tanah.

10. Kepadatan hunian ruang tidur

Luas ruang tidur minimal 8m2 dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari dua orang tidur dalam satu ruang tidur, kecuali anak dibawah umur 5 tahun.

Masalah perumahan telah diatur dalam Undang-Undang pemerintahan tentang perumahan dan pemukiman No.4/l992 bab III pasal 5 ayat l yang berbunyi “Setiap warga negara mempunyai hak untuk menempati dan atau menikmati dan atau memiliki rumah yang layak dan lingkungan yang sehat, aman , serasi, dan teratur”

Bila dikaji lebih lanjut maka sudah sewajarnya seluruh lapisan masyarakat menempati rumah yang sehat dan layak huni. Rumah tidak cukup hanya sebagai tempat tinggal dan berlindung dari panas cuaca dan hujan, Rumah harus mempunyai fungsi sebagai :

1. Mencegah terjadinya penyakit

2. Mencegah terjadinya kecelakaan

3. Aman dan nyaman bagi penghuninya

4. Penurunan ketegangan jiwa dan sosial

Sumber:

Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 829 Menkes SK/VII/1999 Tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan

Ditjen P2MPLM, Petunjuk Tentang Perumahan dan Lingkungan Serta Penggunaan Kartu Rumah, 1995.

Kunjungi : adamadhava.mpdconsultant.com

Mencegah Resiko Kecelakaan di Dalam Rumah

Cerita-cerita tentang kecelakaan di rumah sering kita dengar. Mulai dari terjatuh dari tangga, terpeleset di kamar mandi, atau bahkan tercemplung ke kolam renang. Semua itu disebabkan satu hal, perancangan rumah yang tidak memperhatikan aspek keselamatan dankeamanan. Menurut Ir. Fathul Bahri (arsitek dari Biro Konsultan Ardiyatama), di dalam rumah ada beberapa area yang rawan kecelakaan, antara lain tangga, kamar mandi, dan ambang jendela. Ketiga titik rawan ini perlu dirancang dengan cermat. Jika Anda mempunyai bayi atau anak kecil, titik rawannya akan bertambah banyak. Tambahan itu antara lain stop kontak, area memasak, kolam renang dan bathtub. Beberapa cara untuk membuat titik rawan itu menjadi aman, bisa Anda lihat pada pembahasan di bawah ini.

Tangga

Ada rumus yang sering digunakan para arsitek untuk menghitung dimensi (tinggi dan lebar) anak tangga, yaitu 2R + 1G = 60—64 cm. R adalah tinggi anak tangga dan G adalahlebaranaktangga. Bila tinggi anak tangga Anda (R) = 18 cm dan lebar (G) = 27 cm maka dengan rumus tadi akan didapat jumlah 63 cm, yang masih berada dalam katagori nyaman. Atau bisa juga dikatakan, tinggi anak tangga ideal antara 15—18 cm dengan lebar25—30cmAnak tangga yang terlalu tinggi bisa mengakibatkan tangga menjadi curam dan berbahaya untuk dilangkahi. Tinggi yang tidak sama antara satu anak tangga dengan anak tangga lainnya juga tidak aman, karena ketika seseorang menaiki atau menuruni tangga, ia punya irama tertentu. Jika tinggi anak tangga berubah, iramanya juga bisa berubah tiba-tibadaniabisaterjatuh.

Railing tangga diperlukan jika jumlah anak tangga lebih dari 5. Tinggi yang ideal untuk railing adalah 80—90 cm. Tinggi ini disesuaikan dengan tinggi tangan, sehingga tangan dapat berpegangan dengan nyaman. Ketinggian ini juga mencegah anak-anak menaiki railingtangga.Kalau railing terbuat dari bilah-bilah besi atau kayu vertikal, perhatikan juga jarak antarbatangan. Usahakan jaraknya berkisar 15—20 cm sehingga kepala anak tidak bisa melewatinya. Agar tak melukai tangan, bagian atas railing yang berfungsi sebagai pegangan sebaiknya di buat tumpul. Anak tangga sebaiknya dibuat dari bahan yang tidak licin, terutama tangga yang berada diluar dan terkena percikan hujan.

Jendela

Sekarang ini jendela lebar yang terletak hanya beberapa sentimeter dari lantai sedang digandrungi. Dari segi kesehatan, jendela jenis ini sangat baik karena bisa memasukkan udara dalam jumlah banyak. Namun, jika tidak diperhatikan keamanannya, jendela ini bisa mengundang bahaya karena tak ada tembok yang mencegah orang keluar melalui jendela.

Untuk menggantikan fungsi tembok bisa digunakan teralis. Tapi banyak orang yang tak suka teralis karena dianggap mengganggu penampilan rumah. Nah, sebagai pengganti teralis, Anda bisa menggunakan railing (seperti railing tangga) yang tingginya hanyasekitar80—90cm.

Split Level

Banyak orang yang rumahnya dibuat split level. Artinya, ruangan satu dengan ruangan lain dibuat dengan ketinggian berbeda. Pada beberapa rumah, perbedaan itu tidak terlalu besar, hanya sekitar 10—50 cm. Perbedaan yang tak terlalu besar ini bisa membuat orang tak sadar, dan sering tersandung. Untuk mencegahnya, Anda bisa memberi pembeda pada ujung lantai. Misalnya dengan menggunakan warna keramik yang berbeda atau bisa juga dengan menggunakan border.


Kamar Mandi

Orang sering jatuh di kamar mandi karena lantai kamar mandi selalu bersentuhan dengan air dan mudah menjadi licin. Selain harus rajin membersihkannya, ada beberapa hal yang mesti diperhatikan. Pilihlah jenis lantai yang tidak licin. Selain itu, jangan pilih lantai yang berwarna hitam pekat. Pilihlah yang lebih terang agar jika kotor bisa segera terlihat, dan kita diingatkan untuk segera membersihkannya. Agar air tidak tergenang, lantai kamar mandi mesti dibuat miring sekitar 20—30 ke arah lubang pembuangan.

Jika kamar mandi Anda besar, tak usah ragu untuk membuat beberapa lubang pembuangan. Lubang pembuangan sebaiknya diletakkan tidak terlalu jauh dari titik-titik air sehingga air tidak menggenang. Tempat yang pas untuk meletakkan saluran pembuangan antara lain di dekat bak mandi, shower, toilet, dan di dekat westafel.

Sumber : Kompas.com

Link yang berhubungan : adamadhava.mpdconsultant.com

Pengamanan Rumah Diawali dari Pintu

Pintu berfungsi menutup area-area dalam interior yang juga bisa menahan suhu dingin dan panas di ruangan, pengurangan suara dan menghilangkan kesemrawutan. Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan, kelebihan dan kelemahan dari berbagai perbedaan tipe pintu-pintu termasuk juga jenis pintu ketika membeli pintu.

- Ketahanan : Pintu dibuat dari berbagai jenis bahan, masing-masing mempunyai kekuatan berbeda. Ini merupakan salah satu yang paling penting diperhatikan ketika memilih dan memasang pintu. Anda tentunya tidak akan mempermudah perampok dengan pintu tipis, atau gampang dipudarkan oleh cuaca. Di dalam rumah yang anda bisa menghemat dengan memilih pintu yang kayu padat biasa.
- Keamanan : Pintu-pintu bagian luar adalah satu faktor yang sangat penting untuk keamanan rumah, menghindari orang masuk kedalam rumah anda. Ini merupakan satu aspek yang penting saat memilih pintu, terutamanya pintu utama, dan jangan lupa untuk menambah system kunci yang baik.
- Keleluasaan Pribadi : Pintu yang dapat memberikan kita privasi dalam rumah dari pengunjung.
- Penampilan : Pintu utama anda adalah gerbang ke rumah anda. Ia merupakan tempat sempurna untuk menciptakan kesan penyambutan. Menggunakan gaya yang sama dari pintu dan rumah anda akan menciptakan tema estetika dalam keseluruhan.
- Isolasi Dan Efisiensi Energi : Pintu adalah salah satu cara yang simple dan efektif untuk mengontrol suhu dalam ruangan. Pintu yang lebih padat, biasanya lebih mahal, tetapi bisa menahan panas keluar dan masuk kedalam ruangan, berarti menghemat pengeluaran dan energi yang terbuang untuk pendingin dan pemanas.
- Ventilasi : Pintu yang ditempatkan secara strategis merupakan satu cara untuk udara berputar-putar dirumah anda. Seorang arsitek yang berkualitas akan mengorientasi rumah anda dan menempatkan pintu anda dengan cara yang lebih untuk menyesuaikan rumah anda.
- Pengedap Suara : Pertimbangkan suara dari jalan-jalan bila membeli pintu utama, dan perhatikan suara dari ruang karaoke ketika membeli pintu untuk ruang tersebut.
- Cahaya : pintu kaca adalah salah satu yang efektif untuk membiarkan cahaya masuk kedalam rumah anda. Bagaimanapun mereka harus diposisikan dengan baik, dan dihiasi dengan gorden untuk memastikan kepribadian anda dan suhu didalam rumah anda.
Sumber : SHVOONG

Link yang relevan : adamadhava.mpdconsultant.com